Sunday, June 21, 2020

Ulang tahun ala Covid

Halo, bagaimana kabar kalian di tahun 2020 ini? Tidak seperti indahnya angka 2000, bukan? Kita telah mengalami banyak yang tidak terduga dan penuh ketidakpastian. Ketika memasuki tahun baru, orang-orang berandai-andai untuk membuat kenangan sebanyak-banyaknya di tahun 2020. Banyak orang memimpikan untuk merayakan ulang tahun istimewa dan banyak iven penting lainnya. Tapi, lihatlah, banyak acara ditunda dan kita bahkan merayakan peringatan yang unik, ulang tahun ala covid, begitu orang-orang menyebutnya, di mana kita merayakannya dengan acara penjagaan jarak, seperti melakukan perayaan online dengan makanan yang disediakan sendiri di rumah; dan kita mulai terbiasa dengan semua hal baru tersebut. 
Dunia ini tidaklah jadi lebih baik. Akhir tahun kemarin, seorang teman baik saya menyatakan bahwa tahun ini tidak akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Kehidupan di dunia ini penuh dengan ketidakpastian, kesulitan, kekhawatiran dan tantangan. Ya, memang pada suatu titik tertentu kita masih menikmati indahnya alam, atau perjalanan-perjalanan bahkan makanan. Namun, masalah tidak pernah berhendi; datang dan pergi dan tak seorangpun dapat menghentikannya.  
Saat ini saya ingin berbagi satu quote dari Kitab Suci, mengatakan bahwa dalam musim apapun, sebuah pohon yang ditanam di dekat air, tidak akan berhenti menghasilkan buah. Memang, musim gugur akan datang di mana pohon itu kehilangan semua daunnya, namun, lihatlah, batangnya tetap berdiri kokoh, menunggu waktu mendapatkan kembali semua daunnya lalu mulai menghasilkan buah dan bunga kembali. 
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 
Hari baik maupun buruk datang dan pergi kapanpun. Tetapi, selama kita terhubung dengan Yesus, sang Air Hidup, Sumber Kehidupan, kita akan aman di setiap harinya. 
Sejumlah orang mengalami kesulitan yang melebihi dari manusia normal. Mereka menderita cacat di sebagian bahkan seumur hidup mereka, sebagaian lagi jatuh sakit dan melewati masa-masa yang penuh kesulitan. Namun, justru dari orang-orang ini kita, manusia normal, belajar banyak tentang kehidupan, bahkan memotivasi kita untuk berbuat lebih banyak dalam hidup. 

Saya suka mencari tahu latar belakang sebuah lagu diciptakan untuk dapat lebih menjiwai dan menghayati kata demi kata yang disusun. Kali ini saya ingin membagi cerita tentang seorang pria yang menulis syair dari salah satu lagu favorit saya. Orang ini menderita sakit hampir selama usia dewasanya. Ia bernama Thomas. Selengkapnya dapat dilihat di video saya

Lagu ini tidak saja membuat saya memahami betapi Pencipta kita itu setia dan penuh rahmat, tetapi saya rasa andapun demikian. Dia memenuhi kebutuhan kita setiap harinya. Dia akan tetap seperti itu dan tidak akan berubah. 
Great is Thy Faithfulness

Great is Thy faithfulness, O God my Father;
There is no shadow of turning with Thee;
Thou changest not, Thy compassions, they fail not;
As Thou hast been Thou forever wilt be

Great is Thy faithfulness! Great is Thy faithfulness!
Morning by morning new mercies I see;
All I have needed Thy hand hath provided
Great is Thy faithfulness, Lord, unto me!

Summer and winter and springtime and harvest,
sun, moon and stars in their courses above
Join with all nature in manifold witness
to Thy great faithfulness, mercy and love

Pardon for sin and a peace that endureth,
Thine own dear presence to cheer and to guide,
Strength for today and bright hope for tomorrow,
blessings all mine, with ten thousand beside!


Inilah cerita saya hari ini, semoga anda berhagia.